Debat kedua menjadi panggung sengit bagi tiga calon wakil presiden; Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka, dan Mahfud MD. Pada debat perdana cawapres ini, intensitas ketegangan dan persaingan para paslon tidak kalah panas dengan debat perdana capres. Lantas, mampukah performa cawapres menyumbang insentif elektoral? Jurnalis Kompas Tv Ni Luh Puspa mencari jawabnya.
Pertama, Ni Luh bertemu Yohan Wahyu, peneliti Litbang Kompas. Dalam catatan Litbang Kompas, debat perdana cawapres mendapat perhatian lebih dari masyarakat. Publik memberi nilai 7 kepada masing-masing kandidat. Nilai ini diberikan atas kemampuan penjabaran ide dan gagasan serta performa di atas panggung debat. Berhasilkah performa mereka menggoyahkan nurani pemilih bimbang?
Kemudian, Ni Luh berdiskusi dengan Monica Kumalasari, pakar gesture dan mikroekspresi Universitas Indonesia. Siapakah yang paling percaya diri dalam debat? Benarkah ada kandidat yang dipenuhi keraguan dan "ketakutan"?
Tak hanya mengulas debat kandidat cawapres, Ni Luh juga mengajak Anda kembali untuk melihat hiruk pikuk peristiwa politik sepanjang tahun 2023, mulai dari partai Nasdem yang menjadi partai politik pertama yang mengumumkan Anies Baswedan sebagai calon presiden, terbentuknya tiga poros koalisi, adanya dugaan ketidaknetralan pemerintah dalam Pemilu 2024, politik dinasti, kontoversi Mahkamah Konstitusi loloskan syarat batas usia, hingga status legitimasi Pilpres 2024 setelah hakim yang memutuskan dinyatakan melanggar etik.
Saksikan NI LUH, Tayangan Free To Air setiap Senin, pukul 20.30 WIB, hanya di Kompas TV, Independen Terpercaya.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/472438/kejutan-debat-cawapres-pengaruh-elektabilitas-niluh-full
